Artikel kesehatan
RSS-
-
Mengapa Anak Muda Rentan Kolesterol? Ini Fakta Medisnya
Read nowAnak muda kini semakin rentan mengalami kolesterol tinggi akibat pola makan tinggi lemak dan gula, kurang aktivitas fisik, stres, kurang tidur, kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol, serta faktor genetik seperti hiperkolesterolemia familial. Jika tidak dikendalikan, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolik di usia produktif. Pencegahannya meliputi pola makan sehat, olahraga rutin, tidur cukup, mengelola stres, dan pemeriksaan kolesterol secara berkala.
-
Mengopet Bibir: Kebiasaan Ringan yang Bisa Jadi Masalah Serius
Read nowMengopet bibir, yaitu kebiasaan menggigit atau mengelupas kulit bibir, meski tampak sepele, dapat menimbulkan luka, perdarahan, infeksi, bibir pecah-pecah kronis, nyeri, dan masalah estetika. Kebiasaan ini sering muncul saat stres atau bosan dan bisa sulit dihentikan. Pencegahan meliputi menjaga kelembapan bibir, hidrasi cukup, mengelola stres, serta mengalihkan kebiasaan. Konsultasi medis dianjurkan jika luka tidak sembuh atau terjadi infeksi untuk mencegah komplikasi lebih serius.
-
Hipotensi vs Hipertensi: Mana yang Lebih Berbahaya?
Read nowHipotensi (tekanan darah rendah) dan hipertensi (tekanan darah tinggi) sama-sama memiliki risiko bagi kesehatan, namun hipertensi dianggap lebih berbahaya karena sering tidak bergejala dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Sementara hipotensi biasanya menunjukkan gejala seperti pusing atau pingsan, tekanan darah yang terlalu rendah juga dapat berbahaya jika mengganggu suplai darah ke organ. Menjaga tekanan darah tetap stabil dengan gaya hidup sehat dan memeriksakannya secara rutin sangat penting untuk mencegah risiko keduanya.
-
Tren Kuliner Viral Bikin Diabetes Makin Dini? Ini Penjelasan Medisnya
Read nowTren kuliner viral seperti minuman manis, dessert tinggi gula, camilan goreng, dan fast food berperan besar dalam meningkatnya kasus diabetes pada usia muda karena menyebabkan lonjakan gula darah berulang, penumpukan lemak, dan resistensi insulin. Konsumsi berlebihan makanan tinggi gula dan lemak ini, ditambah gaya hidup kurang gerak, membuat remaja dan dewasa muda lebih rentan terkena diabetes tipe 2. Meski begitu, makanan viral tetap boleh dinikmati asal dibatasi porsinya, tidak terlalu sering, dan diimbangi dengan pola hidup sehat.
-
Tinggi Badan: Faktor Genetik atau Bisa Diubah?
Read nowTinggi badan ditentukan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, di mana gen menyumbang sekitar 60–80% potensi tinggi seseorang, sementara nutrisi, tidur cukup, aktivitas fisik, kesehatan, serta lingkungan berperan besar dalam membantu mencapai potensi tersebut. Pertumbuhan hanya terjadi selama lempeng pertumbuhan masih terbuka pada masa kanak-kanak hingga remaja, sehingga setelah dewasa tinggi badan tidak bisa bertambah secara alami, meskipun postur tubuh yang baik dan gaya hidup sehat dapat membuat seseorang tampak lebih tinggi.
-
Matcha vs Teh Hijau Biasa: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Read nowMatcha dan teh hijau berasal dari tanaman yang sama, tetapi cara budidaya dan konsumsi yang berbeda membuat matcha memiliki konsentrasi nutrisi jauh lebih tinggi, termasuk antioksidan, kafein, klorofil, dan L-theanine. Hal ini membuat matcha lebih unggul dalam meningkatkan fokus, energi stabil, metabolisme, serta perlindungan sel, sementara teh hijau tetap menjadi pilihan sehat yang lebih ringan dan rendah kafein, cocok untuk konsumsi harian. Pada akhirnya, matcha cocok bagi yang ingin manfaat kesehatan intens, sedangkan teh hijau biasa lebih sesuai untuk mereka yang mencari minuman sehat yang lembut dan mudah diminum kapan saja.
-
-
Bahaya atau Normal? Kapan Menguap Terlalu Sering Perlu Diwaspadai
Read nowMenguap adalah refleks alami yang biasanya terjadi saat tubuh mengantuk, bosan, atau membutuhkan lebih banyak oksigen, namun jika terjadi terlalu sering tanpa penyebab jelas, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Menguap berlebihan dapat dipicu oleh kurang tidur, stres, efek samping obat, gangguan saraf, hingga masalah jantung. Anda perlu memeriksakan diri ke dokter jika menguap terjadi berulang selama beberapa hari dan disertai gejala lain seperti pusing, lemas, atau sesak napas. Perbaikan gaya hidup seperti tidur cukup, mengelola stres, dan menjaga hidrasi dapat membantu menguranginya.